Rabu, 29 April 2009

flu babi ancaman baru dunia

Flu babi adalah kasus-kasus influensa yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae yang endemik pada populasi babi. Flu babi menginfeksi manusia tiap tahun dan biasanya ditemukan pada orang-orang yang bersentuhan dengan babi, meskipun ditemukan juga kasus-kasus penularan dari manusia ke manusia.Gejala virus termasuk demam, disorientasi, kekakuan pada sendi, muntah-muntah, dan kehilangan kesadaran yang berakhir pada kematian. Flu babi diketahui disebabkan oleh virus influenza A subtipe H1N1, H1N2, H3N1, H3N2, dan H2N3.

Pemerintah pun menyiapkan 8 langkah antisipasi menghadapi flu babi yang mematikan. Langkah antisipasi ini diumumkan oleh Menkes Siti Fadilah Supari dalam sesi keterangan pers di Kantor Depkes RI, Jakarta, Selasa (28/4/2009). Pelaksanaan langkah antisipasi ini melibatkan pula jajaran Departemen Perhubungan RI dan Departemen Perdagangan RI.

Delapan langkah itu adalah:

1. Mengoperasikan alat pendeteksi suhu tubuh di 10 bandara internasional. Deteksi ditujukan pada penumpang yang baru datang dari perjalanan luar negeri, khususnya Singapura, Amerika Utara, Meksiko dan Selandia Baru.

2. Kepada warga yang hendak bepergian ke luar negeri, diberikan panduan prosedur menghindari dari kemungkinan tertular flu babi.

3. Melakukan pemantauan penyakit influenza di 100 titik dan 15 RS se-Indonesia.

4. Revitalisasi 100 RS rujukan flu burung dan pelatihan ulang kepada tenaga medis yang ada.

5. Penelitian virus H1N1 di semua laboratorium yang sebelumnya didesain untuk meneliti virus H1N5 (flu burung).

6. Simulasi penanggulangan endemik influenza secara luas. Sejauh ini simulasi sudah digelar di Bali dan Makassar.

7. Pengadaan obat tamiflu yang dilaporkan mampu menanggulangi virus H1N1. Tamiflu adalah obat yang dibuat untuk penanggulangan flu burung.

8. Penyebaran informasi secara masif pada masyarakat mengenai tata cara mengenali dan menghindari flu babi.

Menurut berita teraktual yang diambil dari koran JawaPos hari ini (29/04/2009), di Meksiko, virus ganas ini sudah membunuh 152 orang dan menginfeksi 1600 lainnya. Di luar Meksiko, sedikitnya sudah 16 negara melaporkan adanya kasus infeksi flu babi. WHO sendiri menyatakan virus itu kini sudah menyebar sehingga strategi pengurungan sulit untuk dilakukan. “Kontrol perbatasan hampir tidak berfungsi. Pemindaian tidak berguna juga, ” kata jubirnya Gregory Hartl.

Virus flu babi sudah menyebar di AS, Inggris, Spanyol, Kanada, Australia, Swedia, Swiss, Korsel(masih dugaan), Israel, hingga WHO menaikkan status siaganya menjadi lv 4, ini berarti virus telah menular antarmanusia secara berkesinambungan dan menyebabkan kejadian luar biasa di minimal satu negara.

Indonesia Bisa Kena
Hingga hari ini, belum ada kabar wabah flu babi merembet ke Indonesia. Namun, Menkes Siti Fadillah Supari menjelaskan hingga kini wabah flu babi belum sampai di Asia. Dia berpendapat virus H1N1 bukanlah tipe virus yang tahan di daerah tropis seperti Indonesia, kecuali bermutasi, “Kalaupun bermutasi saya pikir membutuhkan waktu cukup lama, kemungkinan sampai ratusan tahun”.

Tidak senada dengan pernyataan Menkes, peneliti virus flu burung Dr. Chairul Anwar berpendapat perbedaan penyakit berdasarkan geografis, seperti tropis dan subtropis, tidak bisa dijadikan pegangan utama. Kondisi ini disebabkan perubahan iklim yang ada di seluruh dunia. Karena itu, penularan virus H1N1 di Indonesia masih terbuka lebar. Mengingat struktur luar sel virus flu babi H1N1 varian meksiko mempunyai struktur yang sama dengan virus flu pada manusia sehingga memungkinkan terjadinya penularan dari manusia ke babi maupun sebaliknya.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Sambelnya kurang mantep. Terlalu manis. Nasinya juga gembel. Tolong diperbaiki agar pelanggannya bertambah banyak dan semakin sukses. Amin